Wujudkan Internet Cepat dengan Konsep Gigabit City


Jaringan yang cepat merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki untuk memenuhi perkembangan teknologi kedepannya. Dalam visi Indonesia Digital 2045 dikenalkan konsep Gigabit City yang mengusung konektivitas yang handal dapat menjadi jalan keluar untuk permasalahan konektivitas di Indonesia. Menurut Ketua Infrastruktur Telematika Nasional, Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel), Sigit Puspito Wigati Jarot, Konsep Gigabit city berbeda dengan Smart City. “Jika Smart City berfokus kepada kota, maka berbeda dengan Gigabit City yang menitikberatkan kemampuan koneksi internet hingga mencapai kecepatan 1GB per detik”, ucap Sigit dalam Forum pembahasan konsep Gigabit City (Kamis,1 Februari 2024).
            Sejarah Jaringan Gigabit mulai digunakan pada tahun 1990 untuk menghubungkan supercomputers, Komputer dengan kemampuan koneksi cepat untuk kebutuhan jaringan, yang kemudian menjadi komponen penting dari Komputer Sains selama puluhan tahun. Tahun 2010 koneksi gigabit mulai digunakan di koneksi rumah dan bisnis kecil di Amerika Serikat dan Chattanooga menjadi kota dengan gigabit fiber pertama untuk seluruh penduduknya. Selain itu terdapat beberapa Negara yang telah mengimplementasikan Gigabit City selain Amerika Serikat adalah Belanda, Hongkong, Singapore, dan Portugal.
            Beberapa kelebihan dari Gigabit City adalah dapat mengakomodasi flow data yang besar, pengurangan waktu respon, dan mengakomodasi beberapa flow secara terpisah. Dimana kemampuan itu memberikan respon positif dalam penggunaan aplikasi dengan bandwidth yang lebih besar seperti kebutuhan resolusi tinggi hingga multi-spectral vidio. Secara teknikal Gigabit dapat memungkinkan pengiriman paket media pada bit pertama hingga bit terakhir lebih cepat pada jaringan tanpa mempedulikan jarak.
            Sigit pun mengungkapkan dalam pembentukan Gigabit city ini memerlukan konsep gigabit societies yang dirancang dalam lingkup kecil terlebih dahulu. Mulai dari pembentukan gigabit building, kemudian perkumpulan gedung menjadi gigabit cluster, selanjutnya akan terbentuk gigabit district, hingga akhirnya menjadi gigabit city. Kemudian diharapkan dapat diperluas hingga gigabit provinsi dan berakhir pada negara yang memiliki jaringan gigabit.

Aspek Konsep Gigabit City
  1. Fiber Optic Backbone:
    1. Penggunaan High Capacity Backbone untuk menunjang kebutuhan pengiriman data yang besar, dimana Fiber Optik dapat memberikan bandwidth yang besar dengan latensi yang rendah sehingga cocok digunakan untuk menunjang kecepatan data yang tinggi.
    2. Dense Wavelength Division Multiplexing (DWDM) merupakan teknologi yang memungkinkan pengiriman berbagai data dikirinkan secara serentak pada satu optical fiber, sehingga dapar meningkatkan kapasitas dalam jaringan.
  2. High Speed Mobile Broadband Network:
    1. Jaringan 5G, dimana implementasi 5G ini dapat menunjang kecepatan data yang tinggi melalui koneksi wireless. 5G juga menawarkan peningkatan kecepatan yang signifikan dan latensi rendah, sehingga cocok untuk berbagai aplikasi.
    2. Penambahan Spektrum
    3. Massive Multiple Input, Multiple Output (MIMO)
    4. Fiber Backhaul, penggunaan fiber backhaul yang dapat diandalkan juga merupakan poin penting dalam menghubungkan base station dan cell kecil lainnya kepada core network, sehingga dapat menyediakan pengiriman data yang cepat dengan konektivitas letensi rendah.
    5. Front-haul Network, melakukan koneksi front-haul yang efisien dapat memberikan pengiriman data antara remote radio heads dengan pusat data center koneksi yang terpusat.
  3. 5G Network Slicing, pemanfaatan network slicing pada 5G memungkinkan operator untuk membuat jaringan virtual karakteristik khusus untuk memenuhi beragam persyaratan aplikasi yang berbeda, mengoptimalkan sumber daya untuk layanan data rate tinggi.
  4. Quality of Service (QoS), Operator jaringan dapat mempriotitaskan traffic tertentu, seperti kebutuhan data vidio streaming ataupun kebutuhan data real-time.
  5.  Network Security, Menerapkan keamanan jaringan yang kuat untuk melindungi jaringan dari ancaman siber.
Sebagai wujud peranan pemerintah dalam mengusung konsep Gigabit City, Direktorat Telekomunikasi saat ini sedang melakukan kajian dan pembahasan konsep Gigabit City dengan stakeholder. Maka daripada itu yuk simak terus perkembangan implementasi Gigabit City untuk menjadi penunjang transformasi digital di Indonesia.